Jumat, 09 Desember 2011

Cloud Computing


BAB I
Pendahuluan

Cloud Computing adalah komputasi berbasis internet, ini menurut wikipedia sedangkan menurut Gartner sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi internet. Lain lagi definisi forester ia mendefinisikan sebagai standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi internet dengan cara swalayan dan bayar / pemakaian.

Jika kita tinjau dari segi bahasa memang terasa aneh karena artinya adalah komputasi awan, akan tetapi internet cloud adalah komputasi berbasis internet.

Dengan demikian bisa disimpulkan internet cloud adalah layanan yang berbasis internet dengan cara membayar per pamakaian yang cara pemakaiannya melalui perangkat TI.

BAB II
Pembahasan
Definisi Cloud Computing
Ketika kita membicarakan Cloud Computing, sebenarnya apakah kita membicarakan hal yang sama? Jika kita lihat secara bahasa, “cloud” berarti awan. Jadi apakah artinya “komputasi awan”? tentu saja bukan. Tapi dalam dunia IT awan atau cloud ini berarti internet. Cloud computing itu sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet. Akan tetapi, perkembangannya sangat luar biasa, karena perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang fokus ke hal ini. Bahkan Microsoft belum lama ini mengumumkan akan segera menyiapkan sistem terbarunya, Windows 7, yang sangat mendukung cloud computing, meskipun belum menjanjikan kapan beredarnya.  Apa sebenarnya cloud computing itu?
Banyak pihak memberikan definisi cloud computing dengan perbedaan di sana-sini.Wikipedia mendefinisikan cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”. 
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Cloud adalah awan, sebagai gambaran Internet, yang bagi user, tidak perlu tahu ada di mana. Yang penting bagi user adalah dapat terhubung ke Internet. Entah melalui jaringan telpon, jaringan kabel, jaringan hotspot, jaringan seluler, atau melalui warnet, yang penting terhubung ke Internet dengan koneksi yang (kalau bisa) cepat dan gratis. Sedangkan computing (komputasi) adalah berbagai pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan perangkat komputer (termasuk ponsel, palmtop, dan perangkat lain). Jadi ringkasnya, cloud computing adalah kegiatan komputasi berbasis Internet.

BAB III
Perumusan Masalah

Cloud computing adalah evolusi selanjutnya dari  internet ―Awan‖ padacloud computing merupakan penyedia–(hal-halyang berkaitan dari tenaga komputer sehingga infrastruktur komputasi, aplikasi-aplikasi, proses bisnis hingga kolaborasi yang muncul sebagai layanan yang dapat diakses  pada saat dibutuhkan kapanpun dan dimanapun

Sebuah gaya komputasi yang besar,elastis dan terukur, yang berhubungan dengan kemampuan IT sebagai penyedia pelayanan(as a service)kepada pelanggan eksternal menggunakan teknologi internet.
Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management). Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?
Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft, telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.
Apa bedanya dengan pemakaian komputer biasa selama ini? Pada pemakaian komputer biasa, diperlukan sistem operasi dan program aplikasi. Sistem operasi sangat menentukan program aplikasi. Kalau pemakai memilih sistem operasi MS Windows misalnya, maka aplikasinya pun harus berbasis Windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis DOS, Linux, Mac, dan sebagainya. Padahal memilih sistem operasi sendiri sering membuat user pusing, mau yang gratisan, atau yang berbayar? Program aplikasi harus dipasang di komputer sesudah sistem operasi terpasang. Untuk aplikasi berbasis DOS, relatif gampang, karena tidak perlu diinstal. Asal di-copy ke komputer, sudah siap dijalankan. Aplikasi ini sering disebut dengan stand alone software, karena tidak dapat dijalankan bersamaan dengan program lain. Keuntungannya, bila akan dijalankan di komputer lain, tinggal disalin saja, selesai.
Tapi kalau sistemnya berbasis grafis dan multitasking (seperti MS Windows), program harus diinstal dulu. Kalau komputer lain diinginkan untuk menjalankan aplikasi tersebut, harus diisi dengan proses instal lagi, tidak bisa hanya dengan disalin seperti pada sistem DOS. Program seperti ini disebut dengan desktop application. Keunggulannya, dapat berjalan bersamaan dengan pro-gram lain. Kelemahannya, kalau ada program versi baru, harus beli lagi, instal lagi. Sebetulnya hal ini juga berlaku untuk program-program berbasis DOS.
Para perancang program lalu mengembangkan program komputer berbasis Internet (web-based application), yaitu aplikasi yang berbasis Internet. Namun aplikasi ini masih harus dipasang di salah satu komputer server dan dapat dipakai di jaringan lokal, meskipun bisa juga diakses dari luar jaringan lokal. Yang paling sering dijumpai adalah sistem informasi akademik di perguruan tinggi atau sistem transaksi di perusahaan. Kalau ada perubahan, program di server dan datanya harus diinstal ulang atau disesuaikan.

Lahirnya Cloud Computing
Namun para pemakai masih merasakan ketidakpraktisan dengan program-program web-based, maka kini diciptakanlah suatu terobosan baru, yaitu cloud computing. Aplikasi yang ada di cloud computing tidak tergantung pada sistem operasi yang digunakan oleh pemakai (jadi boleh saja memakai Linux, Mac OS, MS Windows, bahkan sistem operasi PDA atau ponsel). Yang penting, user dapat mengakses Internet, menuju ke alamat atau situs tertentu, untuk menjalankan program yang dia perlukan.
Contoh yang paling mudah dijumpai adalah aplikasi Google (di alamatwww.google.com/apps) yang di antaranya terdiri atas organiser (pengelola data relasi, jadwal atau kalender, dan email) dan aplikasi bisnis (pengolah kata, pengolah angka, dan program presentasi). Aplikasi tersebut selain gratis, juga selalu diperbarui oleh pembuatnya. Pemakai tidak perlu membayar apapun, kecuali kalau membutuhkan fitur-fitur yang lebih bagus.
 
BAB IV
Karakteristik Cloud Computing
Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing.
Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.
Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.

1. On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui  mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad Network Access 
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling 
Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity 
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah websiteberita dalam jaringan cloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service 
Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan  cloud computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.


BAB V
Kelebihan Cloud Computing
Dari semua penjelasan di atas, apa sebenarnya kelebihan dari Cloud Computing, terutama bagi dunia bisnis? Berikut beberapa di antaranya. 
Tanpa Investasi Awal 
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal.
Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan.

Mengubah CAPEX menjadi OPEX 
Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan.Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.

Lentur dan Mudah Dikembangkan 
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. 
Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja. Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.

Bukan informasi saja
Cloud computing sebenarnya bukan fenomena baru, serta lajunya tak tertahankan. Internet bukan lagi cuma memberi informasi kepada para pengguna. Piranti lunak lengkap dan sistem operasional juga tersedia secara online. Dengan kata lain, internet dan semua yang terkait dengannya, menjadi terminal pusat pengaturan peralatan rumah tangga termasuk gas dan listrik. Pakar Teknologi Informasi, Stevan Greve: “Yang dilakukan, tidak lain, mengirim semua yang dibutuhkan ke terminal yang ada di rumah anda. Untuk itu dibutuhkan sambungan cepat. Karena itu di masa kini, semuanya berjalan lewat internet.” Sambungan internet cepat menghubungkan antara peralatan rumah tangga sederhana dan sejumlah kecil super komputer yang bisa saja berada di berbagai penjuru dunia. Pelanggan tanpa perlu membeli atau menginstalasi program, tetap dapat menggunakannya. Syarat utama, pengguna harus memiliki sambungan serat optik. Sebab hanya kabel tersebut yang secara sempurna menerima dan mengirim data, supaya komputer tidak berjalan pelan.
Murah dan Menguntungkan
Trend sesungguhnya dari komputansi awan justru terjadi pada perusahaan. Mereka tiap tahun dipusingkan pengeluaran besar untuk membeli piranti keras dan lunak. Bila cukup membeli satu terminal, bukan saja lebih murah, tapi juga perlengkapan yang simpel lebih tahan lama. Namun mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud computing? Kembali Stefan Greve: “Internet bisa dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari situlah berasal istilah ‘cloud’. Jadi semuanya disambungkan ke ‘cloud’, atau awan itu.” Konsumen kian untung dan sekedar membutuhkan ruang kecil di bawah meja.
Sementara komputer induk memerlukan perawatan berkala saja dan pengamanan jauh lebih ringan serta murah. Tak perlu repot melakukan update pemindai virus dan lain sebagainya. Semuanya sudah termasuk abonemen. Juga tidak ketinggalan, komputasi awan ramah lingkungan, ungkap Stefan Greve. “Pada umumnya, komputer di rumah meniupkan udara panas. Udara panas itu berasal dari energi. Energi dibutuhkan supaya komputer bisa nyala. Tapi kebanyakan energi itu menjadi udara panas. Dengan ‘cloud computing’, sebuah komputer pusat, maka di rumah dibutuhkan lebih sedikit listrik, jadi sangat menghemat.”

Menjadi Lama
Sisi minus terbesar sistem, dialami pengguna individu rumah. Jika internet macet, misalnya penyedia jasa kelebihan beban, maka komputer juga menjadi lama. Artinya, bukan saja tidak bisa internetan, tetapi komputer sama sekali tak bisa dipakai. Bagi pengguna besar seperti perusahaan, yang kebanyakan karena alasan keamanan, memiliki akses ke lebih dari satu penyedia jasa internet, masalah ini tidak begitu menyulitkan. Sistem operasi Windows menghasilkan jutaan Euro bagi Microsoft. Mereka sejak lama mencoba mendalami fenomena komputasi awan dan tidak mau tergesa-gesa. Namun bebrapa waktu yang  lalu, direktur Steve Ballmer mengumumkan perusahaannya dalam waktu satu bulan bakal meluncurkan Windows Cloud.  sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet.
Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun. 
 Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.

Fokus pada Bisnis, bukan TI 
Dengan menggunakan Colud Computing kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update hardware, upgrade software, maintenance, dan lain – lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.

 
BAB VI
Kesimpulan
Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI.
Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut.
Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan terbaik bagi pelanggan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar